NAMA : Muhammad Mavellyno Vedhitya
KELAS : 1KA07
Peran Media Massa Bagi Pemuda
Media masa saat ini pun menyebabkan kecenderungan remaja mencerna begitu saja informasi tanpa disaring terlebih dahulu. Efeknya informasi atau peasn-pesan yang di terima kini tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan ini dapat ditinjau dari:
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dipahami karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
Potensi-Potensi Pemuda
Studi Kasus:
Pemuda adalah seseorang yang berpikiran bahwa segala hal harus berubah menjadi lebih baik, namun mengetahui bahwa dirinyalah yang harus lebih dulu diubah. Pemuda adalah seseorang yang berpikir bahwa tidak ada yang tidak bisa ia lakukan demi sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Pemuda adalah seseorang yang tahu bahwa dipundaknyalah tugas menjaga diri, keluarga, kampung halaman, negara dan agama diletakkan. Tetapi diatas semua itu, Pemuda adalah seseorang yang bertindak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam melaksanakan itu semua. Karena jika hanya berada di pemikiran dan tanpa dilanjutkan dengan tindakan atau karya nyata maka dunia tidak akan pernah berubah.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup dimana individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakat. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli:
Studi Kasus:
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan pendirian dan kepribadian seseorang.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa jangan hanya bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan dibiarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya harus turun dan memberikan bantuan baik moral maupun materi bagi siapa saja yang memerlukannya. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan bermasyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
KELAS : 1KA07
NPM : 17114411
PEMUDA DAN SOSIALISASI
Pengertian Pemuda
Masa pemuda adalah masa-masa remaja yakni masa dimana pola
pikiran sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada dalam keadaan
tanpa norma tanpa peraturan atau bahkan tanpa hukum, akibatnyapun bias sangat
fatal. Dalam keadaan demikian, seringkali muncul perilaku menyimpang atau
kecendrungan melakukan pelanggaran sosial. Kondisi ini juga memungkinkan mereka
menjadi sasaran pengaruh media massa.
Peran Media Massa Bagi Pemuda
Media masa saat ini pun menyebabkan kecenderungan remaja mencerna begitu saja informasi tanpa disaring terlebih dahulu. Efeknya informasi atau peasn-pesan yang di terima kini tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan ini dapat ditinjau dari:
1. Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu
bagian utuh dan setiap bagian memiliki
fungsinya masing-masing.
2. Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri. Pemikiran klasik
didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola yang lebih banyak.
Pemuda Dan Identitas
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dipahami karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
Potensi-Potensi Pemuda
a) Idealis dan daya kritis: secara sosiologis generasi muda
belum siap dalam tatanan yang ada, dari hal tersebut mereka dapat melihat
kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan
baru.
b) Dinamika dan kreatifitas.
c) Berani mengambil resiko.
d) Optimis dan semangat.
e) Sikap kemandirian dan disiplin.
f) Terdidik.
g) Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
h) Patriotisme dan nasionalisme.
i) sikap kesatria.
j) Kemampuan kekuasaan ilmu dan teknologi.
Pemuda adalah seseorang yang berpikiran bahwa segala hal harus berubah menjadi lebih baik, namun mengetahui bahwa dirinyalah yang harus lebih dulu diubah. Pemuda adalah seseorang yang berpikir bahwa tidak ada yang tidak bisa ia lakukan demi sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Pemuda adalah seseorang yang tahu bahwa dipundaknyalah tugas menjaga diri, keluarga, kampung halaman, negara dan agama diletakkan. Tetapi diatas semua itu, Pemuda adalah seseorang yang bertindak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam melaksanakan itu semua. Karena jika hanya berada di pemikiran dan tanpa dilanjutkan dengan tindakan atau karya nyata maka dunia tidak akan pernah berubah.
Pengertian sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup dimana individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakat. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli:
a. Keluarga
Tempat pertama untuk bersosialisasi adalah dengan keluarga.
Tempat pertama untuk bersosialisasi adalah dengan keluarga.
b. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
c. Teman bermain (kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.
d. Media Massa
Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, handphone, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, handphone, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
e. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Studi Kasus:
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan pendirian dan kepribadian seseorang.
Internalisasi
Belajar dan Sosialisasi
Ketiga kata atau istilah
internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang
hampir sama. Proses berlangsungnya pun sama yaitu melalui interaksi sosial.
Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan
norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak
berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging
dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan)
dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah
hukum).
Istilah belajar ditekankan
pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki
oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu,
dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi
ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang
individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Proses
Sosialisasi
Melalui proses sosialisasi,
seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan
demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses
sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum
tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan
kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini
sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya
agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan
salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya
dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak
ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda
dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan
dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam
kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi
melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa jangan hanya bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan dibiarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya harus turun dan memberikan bantuan baik moral maupun materi bagi siapa saja yang memerlukannya. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan bermasyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Maksud dari pola pembinaan
dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu. Serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan.
Komentar
Posting Komentar